Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Dr. Harun, membaca salah satu dari empat buku yang dilaunching dalam Hardiknas. |
SURABAYA – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Jawa Timur (Jatim) tahun ini benar-benar istimewa. Selain sejumlah agenda kegiatan yang telah dan sedang dilakukan, tahun ini Hardiknas di Jatim mendapat kado khusus berupa penerbitan empat buku sekaligus.
Buku berupa kumpulan artikel tentang wawasan kebangsaan itu merupakan karya para guru, siswa, dan mahasiswa se-Jatim. Mereka adalah peserta pelatihan “Jawa Timur Menulis” dalam bingkai Indonesia Menulis, kerja sama Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Dinas Pendidikan Jatim. Penerbitan empat buku tersebut sekaligus menandai pencanangan “Jawa Timur Menulis” yang diagendakan digelar di Grahadi, oleh Gubernur Soekarwo, Rabu (2/5).
Keempat buku tersebut adalah Suara Guru untuk Bangsa, Empati Guru untuk Bangsa, Suara Siswa untuk Bangsa, danPemuda dalam Pusaran Nasionalisme Semu.
Para penulis buku-buku tersebut merupakan penulis terbaik yang lolos seleksi di antara 276 peserta pelatihan yang digelar selama tiga hari, 24-26 Maret lalu dan pendampingan online selama seminggu. Pelatihan dilaksanakan di dua tempat, yakni hotel Utami untuk kelas guru dan siswa dan di Unesa kampus Ketintang untuk kelas mahasiswa.
‘’Program ini memang kerja sama Dinas Pendidikan dan Unesa. Dinas Pendidikan lebih banyak menyediakan fasilitasnya, Sedangkan Unesa, selain menyediakan fasilitas, lebih fokus menyiapkan fasilitatornya,’’ kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Harun di kantornya, Selasa (1/5).
Fasilitator yang mendampingi para peserta tidak saja terdiri atas para akademisi Unesa, namun juga alumni Unesa yang sehari-hari memang bergelut di bidang tulis-menulis. ‘’Para alumnus Unesa itu tergabung dalam IKA (Ikatan Keluarga Alumni, Red) Unesa,yang siap memberikan kontribusi positif kepada bangsa ini, khususnya dalam mengembangkan budaya menulis’’ jelas Rektor Unesa Muchlas Samani.
Harun dan Muchlas berharap program “Jawa Timur Menulis’’ ini bisa menjadi embrio untuk gerakan dengan skala yang lebih luas, yakni Indonesia. ‘’Kami di Jawa Timur yang mengawalinya. Kalaupun nanti program ini diadopsi oleh pemerintah pusat, monggo,’’ tegas Harun, yang diamini Muchlas.
Peserta pelatihan adalah para guru, mahasiswa, dan siswa yang mewakili seluruh kabupaten/kota se-Jatim. Selama tiga hari mereka mendapatkan pelatihan menulis dengan metode Super Writing. ‘’Kami tidak banyak memberikan teori, namun langsung mengajak peserta praktik menulis sambil kami lakukan pendampingan,’’ jelas Direktur Program Indonesia Menulis, Much. Khoiri.
Khoiri, yang pernah belajar creative writing di University of Iowa Amerika Serikat ini menjelaskan, metode tersebut adalah hasil ramuan dari berbagai metode yang sebelumnya dimiliki dan diterapkan para fasilitator.
‘’Beberapa di antara fasilitator adalah penulis karya sastra, wartawan, editor, dan juga dosen Unesa yang sehari-harinya memang bergelut dengan dunia tulis-menulis,’’ tambahnya.
Selama pelatihan berlangsung tercatat ada 276 peserta, yang dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok guru, mahasiswa, dan siswa. Setiap kelompok terdiri atas tiga kelas. Setiap kelas diambil sekitar 14 artikel terbaik kemudian diterbitkan dalam buku. Dengan demikian, tiap buku berisi sekitar 40 artikel.
Karya tulis peserta, baik yang lolos dibukukan maupun tidak, akan diterbitkan secara online dalam website:www.indonesia-menulis.com. Ini bentuk apresiasi atas karya mereka, di samping untuk membangun komunitas “alumni”program Jawa Timur Menulis.
Selain itu, dari masing-masing kelompok, yakni guru, siswa, dan mahasiswa, diambil tiga karya terbaik. ‘’Penulis karya terbaik di masing-masing kelompok itu akan mendapatkan penghargaan dalam peringatan Hardiknasi besok (hari ini, red),’’ ujarnya.
Sementara Direktur Markerting Indonesia Menulis, Achmad Wahju, merasa bangga dengan pelaksanaan program “Jawa Timur Menulis” yang merupakan bagian dari Indonesa Menulis yang menghasilkan empat buku karya peserta pelatihan. Ia berharap, para peserta pelatihan nantinya menjadi “agen” dan penyebar virus menulis di daerah masing-masing.
“Saat ini kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah lembaga pemerintah, swasta, perusahaan yang peduli dengan dunia pendidikan, juga dengan beberapa kedutaan besar di Indonesia. Kami sampaikan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan program ini,” ujar Wahju. (sha)
0 komentar:
Posting Komentar